Rabu, 30 September 2020

Tugas Pekan 2 Metalurgi Fisik



 Nama:Mangoluhon Pardamean Hutagalung

NPM:G1C019012

Matakuliah:Metalurgi Fisik

Dosen:A.Sofwan FA.,S.T.,M.T.Tech.,Ph.D

Nurbaiti,S.T.,M.T



IKATAN ATOM 

IKATAN IONIK

Pada ikatan ionik, terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh karena berpindahnya elektron, maka atom yang mendapatkan elektron menjadi bermuatan negatif, sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif.[1] Jika atom ketambahan elektron, maka atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal dengan istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, maka atom tersebut menjadi ion positif atau kation.[2] Karena adanya perbedaan muatan antar ion (ion positif dan ion negatif), maka ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya elektrostatik. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.[1]




IKATAN KOVALEN 

Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang memiliki karakteristik berupa pasangan elektron yang saling terbagi (pemakaian bersama elektron) di antara atom-atom yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan yang terbentuk di antara atom-atom ketika mempergunakan bersama elektron dikenal sebagai ikatan kovalen.


Ikatan kovalen termasuk di dalamnya berbagai jenis ikatan, yaitu ikatan sigma, ikatan pi, ikatan logam-logam, interaksi agostik, dan ikatan tiga pusat dua elektron.[1][2] Istilah bahasa Inggris untuk ikatan kovalen, covalent bond, pertama kali muncul pada tahun 1939.[3] Awalan co- berarti bersama-sama, berasosiasi dalam sebuah aksi, berkolega, dll.; sehingga "co-valent bond" artinya adalah atom-atom yang saling berbagi "valensi", seperti yang dibahas oleh teori ikatan valensi. Pada molekul H2, atom hidrogen berbagi dua elektron via ikatan kovalen. Kovalensi yang sangat kuat terjadi di antara atom-atom yang memiliki elektronegativitasyang mirip. Oleh karena itu, ikatan kovalen tidak seperlunya adalah ikatan antara dua atom yang berunsur sama, melainkan hanya pada elektronegativitas mereka. Oleh karena ikatan kovalen adalah saling berbagi elektron, maka elektron-elektron tersebut perlu ter-delokalisasi. Lebih jauh lagi, berbeda dengan interaksi elektrostatik ("ikatan ion"), kekuatan ikatan kovalen bergantung pada relasi sudut antara atom-atom pada molekul poliatomik.


Ikatan kovalen dibagi menjadi dua, yaitu ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar terjadi jika salah satu atom yang berikatan mempunyai elektronegativitas yang jauh lebih besar daripada yang lain. Ikatan kovalen nonpolar terjadi jika kedua atom berikatan mempunyai afinitas elektronyang sama.[4]



IKATAN LOGAM

Ikatan logam adalah suatu jenis ikatan kimia yang melibatkan gaya tarik elektrostatik di antara elektronkonduksi yang dikumpulkan di dalam suatu awan elektron (disebut juga "lautan elektron") dan ion logam bermuatan positif. Dipahami sebagai kemitraan elektron "bebas" di antara satu kisi ​​ion bermuatan positif (kation), ikatan logam biasanya dibandingkan dengan ikatan di dalam garam lebur. Namun, pandangan ini hanya tepat untuk beberapa jenis logamsaja. Dalam pandangan yang lebih ke arah mekanika kuantum, elektron konduksi membagi kepadatan mereka di antara semua atom yang berfungsi sebagai entitas netral (tidak bermuatan). Ikatan logam memainkan peran dalam berbagai sifat fisik yang dimiliki oleh sesuatu logam seperti kekuatan, duktilitas, konduktivitas termal dan listrik, serta kilauan.[1][2][3][4]

Meskipun istilah "ikatan logam" lebih sering digunakan menggantikan "ikatan kovalen", penggunaan pengikatan logam(metallic bonding) lebih dianjurkan, karena jenis ikatan ini bersifat kolektif dalam alam, dan satu "ikatan logam" tunggal tidak ada. Tidak semua logam memiliki pengikatan logam: salah satu contoh adalah ion merkuri (Hg2+2) yang membentuk ikatan kovalen logam-logam.


SIFAT-SIFAT IKATAN LOGAM
a) Model bola-dan-pasak dari lembaran grafenatunggal dengan sel satuan dalam-bidang yang disorot terdiri dari dua atom karbon.
b) Tampilan atas skematik pada kisi sarang lebah heksagonal dengan sorotan pada dua subkisi umum yang disebut sebagai A dan B.

Kombinasi dua fenomena tersebut memunculkan ikatan logam: delokalisasi elektron dan ketersediaan sejumlah besar keadaan energi terdelokalisasi daripada elektron terdelokalisasi. Yang terakhir bisa disebut kekurangan elektron.
Dalam 2D

Grafena adalah contoh ikatan logam dua dimensi. Ikatan logamnya mirip dengan ikatan aromatik pada benzena, naftalena, antrasena, ovalena, dan seterusnya


Dalam 3D



Aromatisitas logam dalam kluster logamadalah contoh lain dari delokalisasi, kali ini sering terjadi pada entitas tiga dimensi. Logam mengambil prinsip delokalisasi secara ekstrem dan dapat dikatakan bahwa kristal logam mewakili satu molekul tunggal dimana semua elektron konduksi terdelokalisasi di ketiga dimensi tersebut. Ini berarti bahwa di dalam logam seseorang umumnya tidak dapat membedakan molekul, sehingga ikatan logam tidak bersifat intra maupun antarmolekul. 'Nonmolekular' mungkin akan menjadi istilah yang lebih baik. Ikatan logam sebagian besar tidak polar, karena bahkan dalam paduan ada sedikit perbedaan antara elektronegativitas dari atom yang berpartisipasi dalam interaksi ikatan (dan, dalam logam unsur murni, tidak sama sekali). Dengan demikian, ikatan logam adalah bentuk ikatan kovalen komunal yang sangat terdelokalisasi. Dalam arti tertentu, ikatan logam bukanlah jenis ikatan 'baru' sama sekali, oleh karena itu, dan ini menggambarkan ikatan hanya sebagai hadir dalam potongan materi terkondensasi, baik itu kristal padat, cair, atau bahkan kaca. Uap logam sering disebut atom (Hg) atau kadang mengandung molekul seperti Na2 disatukan oleh ikatan kovalen yang lebih konvensional. Inilah sebabnya mengapa tidak benar membicarakan satu 'ikatan logam'.

Delokalisasi adalah yang paling menonjol bagi elektron s- dan p-. Untuk cesiumsangat kuat bahwa elektron hampir bebas dari atom cesium untuk membentuk gasyang dibatasi hanya oleh permukaan logam. Untuk cesium, oleh karena itu, gambar ion Cs+ yang disatukan oleh sebuah model elektron bebas yang tidak bermuatan negatif tidak terlalu akurat.[5] Untuk elemen lain, elektron kurang bebas, karena masih mengalami potensi atom logam, terkadang cukup kuat. Mereka memerlukan penanganan mekanika kuantum yang lebih rumit (mis., Ikatan ketat) di mana atom dipandang netral, sama seperti atom karbon dalam benzena. Untuk elektron-d and khususnya -f delokalisasi sama sekali tidak kuat dan hal ini menjelaskan mengapa elektron ini dapat terus berperilaku sebagai elektron tidak berpasangan yang mempertahankan putarannya, menambahkan sifat magnetis yang menarik ke logam ini.




0 komentar:

Posting Komentar